Konsep Keberhasilan Usaha
1.1 Definisi Keberhasilan
Usaha
Menurut Suyanto (2010:179) keberhasilan
usaha industri kecil di pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha
perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha
industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian
maksud atau tujuan yang diharapkan.
Sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai
aspek, seperti: kinerja keuangan
dan image perusahaan. Menurut Glancey dalam Sony Heru Priyanto (2009:73)
Wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil keputusan yang superior akan dapat
meningkatkan performansi usaha seperti peningkatan profit dan petumbuhan usaha.
Seperti yang dikemukakan oleh Suryana (2011:66) bahwa “Untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki
ide atau visi bisnis (business vision)
yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik
waktu maupun uang”. Erliah (2007:49)
mengatakan bahwa “Suatu usaha dikatakan berhasil di dalam usahanya
apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik
dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan” .
Menurut Sony Heru Priyanto (2009:59) Seseorang yang memiliki kewirausahaan
tinggi dan digabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan
dia sukses dalam usahanya.
Selain dari laba, keberhasilan usaha dapat dilihat dari target yang dibuat
oleh pengusaha. Hal ini seperti yang terungkap oleh Dalimunthe dalam Edi
Noersasongko (2005:27) yang menyatakan bahwa kita dapat menganalisis
keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang dapat
dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan
nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Kinerja
perusahaan adalah output dari
berbagai faktor di atas yang oleh karenanya ukuran ini menjadi sangat penting
untuk mengetahui tingkat adaptabilitas bisnis dengan lingkungannya. Kinerja
usaha perlu dihubungkan dengan target perusahaan yang ditentukan oleh
manajer-pemilik usaha. Apapun targetnya, kinerja usaha merupakan tolok ukur
untuk menilai seberapa besar tingkat pencapaian suatu target atau tujuan usaha.
Menurut
Ina Primiana (2009:49) mengemukakan bahwa “Keberhasilan
usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan
tercapainya tujuan organisasi”. Algifari
(2003:118) mengatakan bahwa “Keberhasilan
usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan
berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis”. Moch. Kohar Mudzakar dalam Ressa Andari (2011:21)
berpendapat bahwa, “Keberhasilan usaha adalah sesuatu keadaan yang
menggambarkan lebih daripada yang lainnya yang sederajat/sekelasnya.” Henry Faizal
Noor (2007:397)
mengemukakan bahwa “Keberhasilan
usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu
bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari
seseorang melakukan bisnis”. Dwi Riyanti
(2003:24) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha didefinisikan sebagai tingkat
pencapaian hasil atau tujuan organisasi”. Menurut Albert Wijaya dalam Suryana
(2011:168) yang mengemukakan bahwa “Faktor yang merupakan tujuan yang kritis
dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah adalah laba”.
Dan keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:29) keberhasilan usaha yaitu
usaha kecil berhasil karena wirausaha memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif,
mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif. Mereka
juga memiliki energi yang melimpah serta dorongan dan kemampuan asertif.
Sehingga, dapat diketahui bahwa
definisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis mencapai
tujuannya,dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari
wirausaha yang memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan
teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif dan hal tersebut terlihat dari usaha dari
wirausaha dimana suatu keadaan
usahanya yang lebih baik dari periode sebelumnya dan
menggambarkan lebih daripada yang lainnya yang sederajat
atau sekelasnya, dapat dilihat dari
efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara
teknis dan efisiensi secara ekonomis, target
perusahaan yang ditentukan oleh manajer-pemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis
usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan, serta image perusahaan.
1.1.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha suatu industri antara lain dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Sumber : Tulus Tambunan (2002:14)
GAMBAR 2.1
SKEMA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN USAHA
Terlihat dari skema di atas
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor
internal yang diantarannya yaitu; kualitas sdm, penguasaan organisasi, struktur
organisasi, sistem manajemen, partisipasi, kultur/budaya bisnis, kekuatan
modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship.
Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor
pemerintah dan non pemerintah. Faktor
pemerintah diantarannya; kebijakan ekonomi, birokrat, politik, dan tingkat
demokrasi. Faktor
non pemerintah yaitu; sistem perekonomian, sosio- kultur budaya masyarakat,
sistem perburuhan dan kondisi perburuhan, kondisi infrastruktur, tingkat
pendidikan masyarakat, dan lingkungan global.
Menurut
Luk dalam Suyatno
(2010:179) berkaitan dengan faktor penentu
keberhasilan usaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan bahwa
keberhasilan usaha kecil ditandai oleh inovasi, perilaku
mau mengambil resiko. Begitu juga hasil penelitian Murphy dalam sumber yang
sama menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil disumbangkan oleh kerja keras,
dedikasi, dan komitmen terhadap pelayanan dan kualitas. Berbagai
faktor penentu keberhasilan
usaha industri kecil hasil identifikasi penelitian Luk tersebut pada dasarnya
adalah cerminan dari kemampuan usaha (pengetahuan, sikap dan keterampilan),
pengalaman yang relevan, motivasi kerja dan tingkat pendidikan seseorang
pengusaha.
Sehingga
dapat diketahui bahwa keberhasilan usaha dapat dipengaruhi oleh kemampuan usaha
yang tercermin diantarannya melalui pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari
pengusaha. Keberhasilan suatu usaha diidentikkan dengan laba atau penambahan
material yang dihasilkan oleh pengusaha, tetapi pada dasarnya keberhasilan
usaha tidak hanya dilihat dari hasil secara fisik tetapi keberhasilan usaha
dirasakan oleh pengusaha dapat berupa panggilan pribadi atau kepuasaan
batin.
Menurut Porras
et al. (2007) in Kauanui, King Sandra (2010:55-56) “Prefer
to the intrinsic factors that motivate builders and or entrepreneurs. They
found that wealth, fame, and power were
not the goals or accomplishments considered
most important. Money and recognition were only secondary outcomes of
passionate work and a personal calling”. Mengacu pada
faktor-faktor intrinsik yang memotivasi pembangun dan atau pengusaha. Mereka
menemukan bahwa kekayaan,
ketenaran, dan kekuasaan bukanlah tujuan atau prestasi
yang dianggap paling penting. Uang dan pengakuan hanya
hasil kerja sekunder dari gairah kerja
dan panggilan pribadi.
Flow is Fulfilling purpose
originates from deep within the individual. It is part of a central core or
essence where people have a profound sense of who they are, where they come
from, and where they are going. It provides an enormous source of energy and
direction that gives meaning to life.(Kauanui, King Sandra, 2010:54). Aliran adalah
pemenuhan tujuan yang berasal dari dalam
individu. Ini adalah bagian dari inti pusat atau
esensi di mana orang-orang
memiliki rasa yang mendalam siapa
mereka, di mana mereka datang
dari, dan di mana mereka akan
pergi. Ini menyediakan sumber
energi yang sangat besar dan arah yang memberi
makna bagi kehidupan.
Characteristics of flow summary in Kauanui, King Sandra (2010:62) :
1.
Clear goals and feedback ( Tujuan jelas dan umpan balik)
2.
Challenge skill (Tantangan keterampilan)
3.
Loss of ego (Hilangnya ego)
4.
Focused concentration (Fokus konsentrasi)
5.
Sense of control (Rasa kontrol)
6.
Time distortion (Waktu distorsi)
7.
Autotelic experience (Pengalaman autotelic)
Aliran atau flow yang ada pada
diri pengusaha memberikan pengaruh atas proses kewirausahaan yang dilakukan
terutama dalam hal sikap yang dilakukan dalam mencapai keberhasilan usaha.
Terbukti dari hasil penelitian bahwa mereka
para pengusaha yang berkoneksi dengan
rohani cenderung lebih menghargai peluang
untuk pertumbuhan, belajar,
dan berbagi melekat dalam kepemilikan
bisnis.
1.1.1
Dimensi Keberhasilan Usaha
Samir (2005:33) mengemukakan bahwa
indikator dalam mengukur keberhasilan usaha atau kinerja organisasi, yaitu sebagai
berikut :
1.
Produktivitas, yang diukur
melalui perubahan output kepada perubahan di semua faktor input (modal dan
tenaga kerja).
2.
Perubahan di tingkat
kepegawaian (output, teknologi, cadangan modal, mekanisme penyesuaian, dan
pengaruh terhadap perubahan status).
3.
Rasio finansial (mengurangi
biaya pegawai dan meningkatkan nilai tambah pegawai).
Keberhasilan usaha diidentikkan
dengan perkembangan perusahaan. Istilah itu diartikan sebagai suatu proses
peningkatan kuantitas dari dimensi perusahaan. Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahan jumlah karyawan,
peningkatan modal, dan lain-lain.
Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Henry
Faizal Noor (2007:397) adalah sebagai berikut :
1.
(Laba/Profitability)
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah
selisih antara pendapatan dengan biaya.
2.
Produktivitas
dan Efisiensi
Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan
menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya
penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga
mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.
3.
Daya Saing
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam
bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan
berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan
menghadapi pesaing.
4.
Kompetensi
dan Etika Usaha
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan,
hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.
5.
Terbangunnya
citra baik
Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external. Trust
internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang ada dalam
perusahaan. Sedangkan trust external
adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah,
maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing.
Indikator keberhasilan usaha menurut
Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang cukup signifikan untuk menentukan
keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari :
1.
Peningkatan dalam akumulasi
modal atau peningkatan modal
2.
Jumlah produksi
3.
Jumlah pelanggan
4.
Perluasan usaha
5.
Perluasan daerah pemsaran
6.
Perbaikan sarana fisik dan
7.
Pendapatan usaha
Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2003: 85) keberhasilan usaha terdiri dari :
1.
Modal
2.
Pendapatan
3.
Volume Penjualan
4.
Output produksi
5.
Tenaga Kerja
Dapat diketahui bahwa terdapat
banyak pendapat dan pandangan mengenai dimensi keberhasilan usaha. Maka
dimensi yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan pendapat Dwi Riyanti (2003:28) bahwa dimensi keberhasilan usaha yaitu diantarannya
adalah Peningkatan dalam akumulasi modal atau
peningkatan modal, Jumlah produksi, Jumlah pelanggan, Perluasan usaha,
Perluasan daerah pemsaran, Perbaikan sarana fisik dan Pendapatan usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003).
Kewirausahaan Dari Sudut Pandang.
Psikologi Kepribadian. Jakarta
: Grasindo.
Edi Noersasongko. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Individu,
Kewirausahaan dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan
Usaha Pada Usaha Kecil Batik di Jawa Tengah. Skripsi. Malang. Program
Pascasarjana Universitas Merdeka Malang.
Henry Faizal, Noor.( 2007). Ekonomi
manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ina Primiana. (2009). Menggerakkan sektor riil UKM &industri .Bandung :Alfabeta.
Sony Heru, Priyanto.
2009. Mengembangkan Pendidikan
Kewirausahaan di Masyarakat. Andragogia-
Jurnal PNFI, 1(1), pp. 57-82. Retrieved from http://andragogia.p2pnfisemarang.org/wpcontent/uploads/2010/11/andragogia1_4.pdf 18.
_______
2003, Kewirausahaan, Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. 2011, Kewirausahaan, Jakarta: Salemba Empat.
Suyatno Purnama, Chamdan. 2010. Motivasi dan Kemampuan
Usaha Dalam meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri
Kecil Sepatu di Jawa Timur). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, pp. 177-184.
Tulus Tambunan. 2002. Perdagangan
Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES
.